1

Iklan

iklan

Iklan

,

Iklan

iklan

TIM Pengabdi UNM Memberi Edukasi Screentime dan Overnutrisi Terhadap Masyarakat Polman

Uceng
Kamis, 24 Oktober 2024, 10/24/2024 WIB Last Updated 2024-10-24T07:08:48Z


 

Sulselexpose.id.Polman_Dalam rangka menangani masalah _screentime_ yang berlebihan dan overnutrisi pada anak usia dini, Haeril dan timnya melaksanakan program pengabdian masyarakat di Kabupaten Polewali Mandar pada bulan September 2024. Program yang berfokus pada pengembangan dan pelestarian permainan tradisional ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan anak-anak terhadap gadget serta mendorong aktivitas fisik yang lebih sehat.

Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa perubahan signifikan dalam gaya hidup anak-anak. Saat ini, banyak anak-anak usia dini yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar gadget, baik untuk bermain game, menonton video, atau kegiatan lain yang minim aktivitas fisik. Kondisi ini berdampak negatif terhadap kesehatan fisik mereka, seperti meningkatkan risiko obesitas atau overnutrisi, serta menghambat perkembangan sosial dan emosional anak-anak.

Melihat fenomena ini, tim pengabdi menyadari perlunya pendekatan alternatif yang tidak hanya menarik minat anak-anak, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai budaya lokal yang mulai dilupakan. Salah satu solusinya adalah melalui permainan tradisional.

"Permainan tradisional menawarkan banyak manfaat, tidak hanya untuk kesehatan fisik anak-anak, tetapi juga untuk pengembangan keterampilan sosial dan emosional mereka. Melalui permainan ini, anak-anak bisa berinteraksi langsung dengan teman-temannya, sambil beraktivitas fisik," ujar Haeril saat menjelaskan program tersebut.

Beberapa permainan tradisional yang dipilih untuk program ini antara lain lato-lato, kelereng, tenis meja, dan lompat tali. Permainan ini dipilih karena melibatkan gerakan fisik yang intens dan memerlukan kolaborasi antara anak-anak, sehingga dapat mendorong mereka untuk lebih aktif secara sosial dan fisik.

Program ini dilaksanakan dengan pendekatan yang komprehensif, melibatkan sekolah-sekolah dan masyarakat di Polewali Mandar. Tim pengabdi bekerja sama dengan para orang tua untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya mengurangi screentime pada anak-anak dan mendorong kegiatan fisik yang lebih sehat.

"Kami juga melibatkan para orang tua dalam proses ini, karena mereka memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak agar lebih aktif bermain permainan tradisional. Ini adalah upaya kolaboratif," jelas Haeril.

Salah satu langkah awal dalam program ini adalah dengan menyelenggarakan festival permainan tradisional, di mana anak-anak dari berbagai desa diundang untuk ikut serta dalam berbagai jenis permainan tradisional. Festival ini disambut antusias oleh masyarakat, terutama para orang tua yang mulai merasakan manfaat dari kegiatan tersebut.

"Sebelumnya anak saya banyak bermain game di ponsel, tapi sejak ikut kegiatan ini, dia lebih suka bermain di luar dengan teman-temannya. Kami melihat dia menjadi lebih sehat dan lebih bahagia," ujar seorang orang tua peserta program.

Sejak pelaksanaan program ini telah memberikan dampak positif yang signifikan. Anak-anak menjadi lebih aktif secara fisik, dan waktu yang dihabiskan di depan layar gadget berkurang. Selain itu, permainan tradisional yang selama ini mulai terlupakan kini kembali dikenal oleh generasi muda, sehingga membantu melestarikan warisan budaya lokal.

Ke depan, Haeril berharap program ini dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak desa di Polewali Mandar. Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat, diharapkan upaya ini bisa menjadi solusi berkelanjutan untuk mengatasi tantangan kesehatan anak-anak di era modern.

"Kami optimis bahwa permainan tradisional bisa menjadi kunci dalam menjaga kesehatan fisik dan sosial anak-anak. Ini adalah warisan budaya yang harus kita jaga, sekaligus solusi untuk masalah kesehatan yang kita hadapi saat ini," tutup Haeril

Iklan

iklan