Iklan

iklan

Iklan

,

Iklan

iklan

Buku 'Bon Appétit!' Karya Rizda Batubara: Menghidang Masakan Prancis, Belajar Bahasa Prancis

Selasa, 30 April 2024, 4/30/2024 WIB Last Updated 2024-04-30T23:04:21Z



Judul: Bon Appétit! Buku Ajar Bahasa Prancis Bidang Restoran dan Bidang Dapur Tingkat A1
Penulis: Rizda Endean Ngoluanta Batubara, M.Pd.
Nama Pena: Rizda Batubara, M.Pd.
Perancang Sampul : Ali Hasan Zein
Penerbit : Deepublish Yogyakarta
Cetakan I : Maret 2024

SELAIN dikenal sebagai bahasa diplomasi, bahasa cinta yang romantis, bahasa fesyen dan adibusana, bahasa Prancis juga kaya akan kosakata kuliner dan gastronomi. Orang Prancis memiliki keahlian masak-memasak dengan tradisi yang kuat.


Sebagaimana disebutkan penulis buku Bon Appétit! Rizda Endean Ngoluanta Batubara, M.Pd. dengan nama pena Rizda Batubara, M.Pd., masakan khas Prancis seperti crème brûlée (sajian hidangan penutup), croissant (kroisan), baguette (roti tongkat), le vin (anggur), dan le café (kopi) kerap dihidangkan di restoran sebagai F&B Service atau Food and Beverage Service (Layanan Makanan dan Minuman atau Mamin).


Rizda bekerja di Politeknik Pariwisata Lombok (Poltekpar Lombok) Nusa Tenggara Barat sejak tahun 2018 sampai saat ini sebagai tenaga dosen. Jebolan Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Medan (Unimed) Sumatera Utara ini pun ingin berbagi pengalaman dengan menulis sebuah buku dengan judul Bon Appétit!


Padanan "bon appétit" dalam bahasa Indonesia adalah kira-kira "selamat menikmati hidangannya" atau "selamat makan". Dalam bahasa Inggris kerap dipakai "enjoy your meal".


Mengajar di Program Studi Tata Hidangan (TAH), Rizda menulis buku ini dengan misi memberi manfaat literasi "leher ke atas" kepada masyarakat secara luas yang ingin mempelajari bahasa Prancis tingkat dasar di bidang restoran dan bidang dapur.


Ditanya mengenai apakah terdapat perbedaan atau demarkasi antara gastronomi Prancis dengan gastronomi Indonesia, menurut Rizda gastronomi Prancis sudah menjadi gaya hidup orang Prancis yang tidak akan terpisahkan.


"Hidangan Prancis adalah identitas masyarakat Prancis itu sendiri. Sedangkan gastronomi Indonesia dikenal dengan menu makanannya banyak dari rempah-rempah alami dan cara memasaknya masih tradisional hingga saat ini," ujar Rizda.




Buku Bon Appétit! merupakan buku ajar resmi yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Prancis bidang restoran dan bidang dapur tingkat A1 di Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Lombok NTB pada dua program studi yakni Tata Hidangan dan Seni Kuliner. Tingkat A1 adalah level  dasar.


Isi buku ini hanya kuliner (makanan dan minuman) Prancis. Bukan hanya tentang kuliner Prancis, namun juga berisi percakapan sederhana dan kosakata bidang restoran dan bidang dapur.


Sebagai buku pertama yang ditulisnya sepanjang hayatnya, menurut Rizda, hal yang menarik dari buku ini adalah bahwa dirinya menulis buku ini spesifik sesuai dengan kebutuhan para mahasiwa Politeknik Pariwisata Lombok, kebutuhan industri F&B Service (Menyajikan dan Menghidang Makanan dan Minuman) dan F&B Product (Mengolah Bahan Mentah Menjadi Makanan Siap Saji) yang relevan dan yang berkembang saat ini di Lombok, Nusa Tenggara Barat.


Juga kebutuhan dosen-dosen Bahasa Prancis Politeknik Pariwisata Kemeparekraf/Barekraf dan kebutuhan dosen Bahasa Prancis di Unimed, Sumatera Utara.




"Semua kuliner yang ada dalam buku dipraktikkan di kelas praktik dan dipelajari di kelas teori," tambah Rizda yang menyebut buku ini ditulisnya selama 5 tahun (2019-2023) dan 3 bulan proses penerbitan (Pertengahan Januari-Akhir Maret 2024).


Dalam dunia pembelajaran bahasa Prancis ada yang disebut Français sur Objectifs Spécifiques (FOS) atau Bahasa Prancis dengan Tujuan-Tujuan Khusus, misalnya bahasa Prancis Pariwisata, Bahasa Prancis Teknik, dan Bahasa Prancis bidang-bidang lainnya. Intinya bukan Bahasa Prancis Umum.


Kosakata dan ujaran yang dipelajari dikhususkan pada bidang tertentu. Jadi buku Bon Appétit! ini termasuk kategori FOS.


Menurut Rizda, buku ini menyasar para guru dan siswa SMK/MAK Jurusan Penyajian F&B, Tata Boga, dan Usaha Perjalanan Wisata. Pada tingkat perguruan tinggi menyasar para dosen dan mahasiswa universitas di bawah Kemendikbud yakni Sekolah Tinggi Pariwisata atau Politeknik Negeri/Swasta yang memiliki jurusan/prodi Pariwisata atau Perhotelan.


"Buku ini juga cocok untuk para praktisi Penyajian F&B, Pengolahan F&B, dan pramuwisata (tour guide)," kata Rizda dalam sebuah wawancara jarak jauh via seluler Selasa, 30 April 2024.




Masyarakat umum yang ingin menambah pengetahuan baru tentang bahasa Prancis di bidang restoran dan bidang dapur juga dapat membaca buku ini termasuk para pengusaha restoran.


Sebelum diterbitkan, Bon Appétit! dikoreksi oleh pemagang dari IFI (Institut Français d'Indonesie) yakni Coline Carretier, Emma Teytaud, dan Lomie Jean-gille.  Selanjutnya divalidasi oleh dua dosen Unimed Dr. Andi Wete Polili, M.Hum., Dr. Abd. Ghofur, M.Pd., dan Deden Saepudin dari Poltekpar NHI Bandung.


Buku yang terbit dengan versi hitam putih dan berwarna ini berisi percakapan sederhana di restoran dan di dapur, percakapan sederhana antara pramusaji dengan tamu, percakapan sederhana antara koki (chef) dengan tamu, kosakata di restoran (peralatan, jenis-jenis restoran, jenis-jenis servis restoran, d.l.l.).


Juga terdapat kosakata dapur (peralatan, kue dan roti Prancis, nama potongan sayur, jenis- jenis keju Prancis, d.l.l.).



Buku ini didukung dengan media digital. Terdapat kode batang (barcode) di setiap tema. Pembaca tinggal memindainya di Google Lens, kemudian muncul audio dan video sesuai tema pada bab tersebut.


Demi menyosialisasikan bukunya Rizda telah melakukan safari ke beberapa titik dengan tajuk KolaborAksi. Rizda menyerahkan bukunya ke IFBEC (Indonesian Food & Beverage Executive Association) melalui Sudirman, CRMH (Ketua IFBEC NTB). Selanjutnya Rizda menghibahkan bukunya kepada Ketua ICA (Indonesian Chef Association) NTB Anton Sugiono.


Kertajadi Jadet, pemilik
agen perjalanan Diva Wisata yang juga seorang akademisi, seorang pramuwisata berbahasa Prancis juga disambangi oleh Rizda. Jadet adalah Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, dan Sekertaris Astindo NTB (Asosiasi Travel Agent di Indonesia).


Sumber Foto: Rizda Batubara



Iklan

iklan