Pangkep – PT Semen Tonasa menggelar Workshop Energi 2025 selama dua hari, 20–21 Mei 2025, di Tonasa Golf Club (TGC), Tonasa 1, Kabupaten Pangkep. Mengangkat tema “Sustainable Innovation: Integrating Energy, Culture and Technology,” kegiatan ini menjadi langkah strategis perusahaan dalam memperkuat efisiensi energi dan mendorong keberlanjutan operasional di tengah tantangan industri semen nasional yang semakin kompleks.
Workshop ini dihadiri oleh jajaran manajemen PT Semen Tonasa, termasuk Direktur Operasi Mochamad Alfin Zaini, Direktur Keuangan Anis, jajaran Band 1, serta Tim Energi dari berbagai unit kerja. Kehadiran lintas fungsi tersebut mencerminkan semangat kolaborasi perusahaan dalam mewujudkan transformasi energi yang berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Direktur Operasi PT Semen Tonasa, Mochamad Alfin Zaini, menekankan bahwa efisiensi energi merupakan salah satu pilar utama dalam strategi peningkatan daya saing perusahaan.
“Biaya energi menyumbang 50 hingga 60 persen dari total biaya produksi. Oleh karena itu, upaya menurunkan konsumsi energi adalah langkah konkret dan strategis. Kami ingin menanamkan budaya efisiensi serta mengoptimalkan teknologi dalam setiap aspek kerja,” ujar Alfin.
Ketua Tim Energi PT Semen Tonasa, Yosi Reapradana, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024, perusahaan berhasil mencatatkan efisiensi energi sebesar 572.559 GJ atau senilai Rp51,67 miliar. Capaian ini terdiri atas efisiensi termal sebesar 509.908 GJ dan efisiensi listrik sebesar 62.651 GJ. Meski demikian, ia menambahkan bahwa beberapa area konsumsi energi masih memerlukan peningkatan performa di tahun mendatang.
Sebagai bagian dari rencana strategis energi perusahaan, workshop ini turut merumuskan sejumlah action plan untuk 2025, termasuk percepatan implementasi PLTS rooftop dan reaktivasi program Waste Heat Recovery Generation (WHRG) sebagai solusi energi ramah lingkungan.
General Manager Komunikasi dan LGA PT Semen Tonasa, Muh. Akhdharisa, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang evaluasi teknis, tetapi juga momentum untuk memperkuat budaya kolaboratif dan inovatif di lingkungan perusahaan.
“Efisiensi bukan hanya soal teknis, tapi juga soal budaya. Diperlukan sinergi antar unit, komunikasi yang terbuka, dan pemanfaatan teknologi secara menyeluruh. Inilah semangat yang terus kami bangun di PT Semen Tonasa,” ungkapnya.
Workshop ini juga menghadirkan narasumber dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eko Sudarmawan, Subkoordinator Bimbingan Teknis Konservasi Energi dari Ditjen EBTKE. Dalam sesi bertajuk “Pelaksanaan Manajemen Energi di Sektor Industri,” Eko menekankan pentingnya penerapan sistem manajemen energi sebagai landasan utama keberlanjutan di sektor manufaktur, sekaligus memaparkan isi dari Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi beserta aturan turunannya.
Rangkaian workshop berlangsung aktif melalui sesi diskusi, evaluasi capaian, dan penyusunan strategi berkelanjutan. PT Semen Tonasa berharap kegiatan ini akan semakin memperkuat posisinya sebagai pelopor industri semen yang efisien, inovatif, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.