WAJO – Untuk pertama kalinya, ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional 2025 resmi digelar di Pondok Pesantren As’adiyah, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Perhelatan akbar ini berlangsung mulai 2 hingga 7 Oktober 2025.
Sebanyak 10 negara ambil bagian dalam MQK internasional perdana ini, dengan total peserta mencapai 1.361 santri tingkat nasional serta 60 delegasi internasional.
Ajang ini menghadirkan berbagai cabang lomba sesuai tingkatan peserta:
Marhalah Ula: Fiqh dan Nahwu Marhalah Wustha: Fiqh, Nahwu, Akhlaq, Tafsir, dan Hadits
Marhalah Ulya: Fiqh, Ushul Fiqh, Nahwu, Akhlaq, Tafsir, Hadits, Tauhid, dan Tarikh
Marhalah Ma’had Aly: Debat Qonun, Penulisan Risalah Ilmiyyah, Tarkib Digital, dan Bahtsul Kutub
Sementara untuk MQK Internasional, cabang lomba yang dipertandingkan adalah Fiqh dan Tafsir, ditambah lomba tambahan berupa Debat Bahasa Arab, Debat Bahasa Inggris, serta eksibisi Lalaran Alfiyah.
Mengusung tema “Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats”, MQK Internasional diharapkan menjadi ajang diplomasi perdamaian berbasis pesantren.
Tak hanya lomba, sejumlah agenda juga turut memeriahkan acara ini, di antaranya Musabaqah, Halaqah Ulama Internasional, Expo Kemandirian Pesantren, As’adiyah Bershalawat, hingga Perkemahan Pramuka Santri Nusantara.
Gelaran MQK Internasional di As’adiyah Wajo tidak hanya meneguhkan peran pesantren sebagai pusat ilmu dan peradaban, tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai poros perdamaian dunia.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI menyampaikan bahwa penyelenggaraan MQK Internasional merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam merawat, melestarikan, sekaligus mempopulerkan kitab kuning sebagai referensi utama dalam keberagamaan umat Islam di seluruh dunia.
“Kementerian Agama saat ini tengah menggelar event internasional Musabaqah Qiraatil Kutub atau lomba membaca kitab kuning. Tujuannya untuk merawat, melestarikan, sekaligus mempopulerkan kitab kuning yang sangat sentral dalam keberagamaan umat Islam,” ungkapnya.